Banyak moment yang terlewatkan. Banyak pula kisah yang telah terabaikan untuk diabadikan ke dalam sebuah tulisan.
Banyak alasan pun bisa kutuangkan mengapa begitu minim yang kugoreskan.
Sebenarnya, alasan-alasan itu adalah bagian dari penundaan yang dibuat-buat.
Seperti kapas yang tercelup pada air, maka setiap bagian sisinya tampa terkecuali akan basah oleh air.
Nah, sementara akuu?? Terkadang tercelup pada kubangan kemalasan. Ya, penyakit malas yang obatnya tak ditemukan di puskemas, rumah sakit tau apotik manapun. Obatnya hanyalah kesadaran yang dimunculkan di dalam diri sendiri. Bukan di tunggu munculnya, tapi diri sendirilah yang memunculkan kesadaran itu.
Moment-moment kehidupan yang ku lewati pun gusar untuk tetap menetap. Waktu bergulir begitu cepat. Selaksa hembusan angin yang melintas lalu berlalu ke medan lain untuk di mainkan. Semua meliuk jauh setelah mendekat.
Kehadiran moment yang beragam itu pula tak henti memainkan ruang hati untuk sebuah kesan akan kebahagiaan, kekecawaan atau kah kesedihan. Semua memainkan rasa pada dinding hati yang berbeda beda dalam menempanya.
Semua bergulat dalam sisian waktu yang bergulir seirama dentuman detik jam yang terus berputar seiring masa yang berganti dengan durasi yang tepat dan tertata.
Lantas, pergolakan hati terus memburu jiwa yang terus bergulat dengan masa masa yang berganti setiap musimnya. Dan ada kekuatan di sana, kekuatan itu adalah harapan. Dengan harapan itu pulalah kita bertahan untuk hidup.
Seperti aku, yang masih bertahan menanti perubahan yang Tuhan tunjukkan. Selagi harapan, do’a dan tindakan itu masih teguh mengakar.,.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar