Kamis, 31 Desember 2015

Ira's Day


Memulai bulan desember kali ini dengan merancang sebuah surprise. Berdasarkan ide dari kakak yang familiyar disapa kak Alif. Pria berkaca mata berwajah oriental dengan potongan  rambut cepak ala militer.

Selasa, 20 Oktober 2015

Selepas Kepergianmu



Mardhotilla.wordpress.com

Masih belajar tegar, tumbuh jadi gadis remaja bermata jelaga.

Minggu, 18 Oktober 2015

Sang Merpati Yang Tulus


 
 nitonotes


Lantas benarkah kekata sebuah Caption? Bahwa, “Jangan ragu melepas merpati terbaik terbang, sebab yang terbaik akan selalu pulang!!”

Rabu, 26 Agustus 2015

Sebulan Setelah Dirimu Resmi Sebagai Isteri

            Memoriku menggali tumpukan kenangan saat pertama kali bertemu. Perkenalan kita bermula di salah satu kegiatan komunitas Islam di jantung kota Maros pertengahan bulan puasa tahun lalu.

Rabu, 03 Juni 2015

Dibalik Rutinitas Tanpa Batas





Kepala saya terasa berat akhir-akhir ini. Waktu istirahat pun terasa sempit. Mungkin karena faktor sederet rutinitas yang berjubel di bulan ini.  Walhasil, saya sendiri harus pandai-pandai mengatur waktu antara turun di lapangan dengan jam kuliah yang padat bukan kepalang. Ditambah tugas-tugas di semester empat yang tak kalah menumpuk.

Kamis, 30 April 2015

Surat Tugas dan Sepiring Pallu Butung




Oleh : Rahma Aulia
image taken from my smartphone


Setelah berkutat  dengan Susenas di bulan maret, saya kembali di fungsikan di BPS dalam pelaksanaan pemetaan peta untuk persiapan Survey ekonomi 2016. Bersama lima orang mitra BPS lainnya, kami ditugaskan di beberapa kecamatan. Dan saya yang paling cantik sendiri karena satu-satunya perempuan, dipercayakan untuk menyelesaikan lima blok sensus. Tiga blok di kecamatan Mandai, dua blok kecamatan Tanralili dan satu blok di kecamatan Tompobulu’.

Rabu, 15 April 2015

Menanti Tanda Tangan


Manusia memiliki karakter yang berbeda-beda, bahkan pun ketika kau melakukan sesuatu tampa sadar menurut orang lain itu tak sesuai dengan sopan versinya
***

Selasa, 03 Februari 2015

Air Mata Bersama Hujan




Oleh : Rahma Aulia
          Nafasnya tersenggal dengan bibir yang bergetar. Getir. Dinding di ruangan seolah akan menghimpitnya. Monitor laptop menertawakannya. Benda-benda di ruangan itu bergantian mengejek. Lalu merutuknya. “Hay, betapa malang nasibmu. Apakah kau akan jadi perawan tua?” Sementara ia menjerit seorang diri. Seolah memaksa, agar terbangun dari mimpi buruk. “Akh....tidaaakkkk.!!”