Minggu, 26 Maret 2017

Rindu dan Euforia yang Mengiring Setelahnya

Saya ingin mengajukan sebuah pertanyaan sederhana, adakah yang saat ini sedang rindu? Ya, pertanyaan sekilas mengenai kerinduan. Rindu saat hamil misalnya.
Berbicara mengenai kerinduan saat hamil, ketika usia kehamilan saya menginjak trimester akhir, sering kali hati diterpa perasaan tidak sabar ingin segera melalui proses persalinan. Setelah kesempatan itu telah dilalui dengan lancar dan Alhamdulillah selamat,  giliran hati sesekali dirundung rindu pada momen kehamilan. Rindu hamil yang sesi mana yah? Kalau saya mengingat masa kehamilan saya, repotnya bukan main. Hyper emesisnya itu loh. Ampun.
Rindu dikala semua keinginan untuk makan ini dan itu diusahakan terpenuhi barangkali. Hiihihi (ketawa jahat) Termasuk itu kah? Bukan sekedar itu. Saya rindu pada geliat manja anakku dalam rahim. Tidak ada perasaan  lebih ajaib dari tendangan pertama si buah hati. Berikutnya dia akan menari di dalam perut, membuat gerakan jungkir balik, bahkan cegukan. Ini adalah hubungan mendalam antara ibu dan anak. Setiap tendangan dan gerakannya bagi saya, selalu terasa menakjubkan.
Rasa takjub itulah yang menyimpan kesan mendalam di hati setiap ibu. Segala bentuk pengorbanannya mengandung dan melahirkan anak manusia, membuat wanita dalam Islam memiliki tempat yang mulia. Hal ini bisa dilihat dari diabadikannya wanita dalam surat An-Nisa’. Wanita makhluk lembut ini pada mulanya diciptakan untuk menemani laki laki yang kala itu hidup sendiri di surga. Ia lah Sitti Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Keistimewaan wanita yang utama adalah terdapatnya rahim di dalam tubuhnya.
Mengutip dari sebuah artikel di halaman sapujagat.com melansir,  bahwa rahim merupakan organ reproduksi yang memiliki fungsi utama sebagai tempat perkembangan sebuah janin hingga ia lahir ke dunia. Proses perkembangan janin di dalam rahim ini biasa disebut dengan masa kehamilan. Keistimewaan rahim dan masa kehamilan sejatinya telah tersirat dalam Al-Quran Surat Al Mursalaat : 21-23 yang artinya.
“Kemudian Kami letakkan dia ditempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan . Lalu kami tentukan bentuknya, maka kamilah sebaik baiknya yang menentukan”. (QS. Al Mursalaat 21-23)
Rahim wanita juga memiliki kesempurnaan yang membuktikan kekuasaan Allah SWT. Bagaimana tidak, Rahim mampu berkembang secara elastis mengikuti ukuran jabang bayi yang semakin membesar. Jika dimasa awal kehamilan ia hanya menopang satu buah embrio yang berukuran  sangat kecil, maka dalam waktu kurang lebih sembilan bulan ia berkembang secara elastis.
Rahim juga memiliki mekanisme sempurna  ketika mengakhiri masa kehamilan dan melalui proses persalinan. Rahim akan memulai persalinan ketika janin sudah berkembang dengan sempurna dan siap untuk dilahirkan. Rahim, indung telur, dan kelenjar pituari akan mengeluarkan beberapa  hormon, dan atas kinerja hormon-hormon tersebutlah proses persalinan akan dimulai. Hormon-hormon tersebut akan membuat sistem reproduksi wanita mendukung jalannya proses persalinan.
Dari apa yang dijabarkan, jelas begitu besar jasa seorang ibu yang bertaruh mempertaruhkan nyawa untuk buah hati. Di dalam tubuhnya terdapat sebuah organ yang tidak dapat diciptakan oleh seorang makhluk dan hanya Allah   SWT yang mampu menciptakannya. Masya Allah.
Terlepas dari penjelasan mengenai keajaiban rahim,  lantas kerinduan yang membuncah pun setidaknya terlunasi dengan menuliskan ini.  Seperti pada umumnya, ibu muda seperti saya akan disibukkan dengan mengurus buah hati. Menyempatkan untuk menulis tulisan sederhana ini adalah saat si kecil terpulas dalam tidurnya. Sebab, tak jarang di siang bahkan malam hari  waktu ibu akan dihabiskan dengan begadang mengurusi si kecil. Apalagi sebagai orang tua baru, terkadang panikan saat menjumpai anak rewel sebab hal ini itu. Mulai dari kulit bayi yang memerah sebab iritasi, bintik merah atau pergantian kulit bayi yang umum terjadi. Namun uniknya, tumpukan kesibukan dan berjubel kerepotan tak membuat rasa lelah yang sering menyergap terasa menggerogoti. Ya, sangking besarnya  euforia sebagai orang tua baru atas kehadiran si kecil. Kebahagiaan itu tercermin dengan sebisa mungkin memberikan yang  terbaik untuknya,  mulai dari kebutuhan, kenyamanan, kasih sayang dan rasa aman. Contoh kecilnya  saja, sejak di dalam rahim yang kokoh, bayi sudah merasakan kehangatan dan merasa amat terlindungi. Nah betapa pula tidak kalah hangatnya dekapan ayah dan ibu setelah sang bayi dilahirkan yang akan menggantikan kehangatan yang sempat tersuguhkan di dalam rahim.
Hadirnya orang tua terutama ibu, tentu sangat membantu. (Bersyukurlah jika saat persalinan dan setelahnya, masih ada ibu mendampingi kita. Sekali lagi bersyukurlah)  Dimana beliau lebih berpengalaman dan lebih paham mengurusi bayi berikut tetek bengeknya.  Walhasil, sebagai orang  tua baru pun mau tidak mau harus belajar  dan otomatis akan paham dengan sendirinya. Semua butuh proses, lantas  proses itulah letak seninya. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan si kecil pun melalui proses yang tidak singkat. Butuh waktu dan kesabaran tentunya. Bukankah setiap momen pertumbuhannya adalah momen penting yang tak ingin dilewatkan begitu saja.
Tak ada salahnya melalui tulisan ini, saya ingin berbagi bahagia sekaligus memberi selamat teruntuk pasangan yang telah menjadi orang tua baru, atas kesibukan yang luar biasa indah ini dalam mengurus buah hati. Teruntuk pasangan yang belum memperoleh momongan, tetap sabar dan teruskan ikhtiar. Allah akan memberi disaat yang tepat. Meski kehadirannya amat sangat dirindukan, serta sabar bukanlah perosalan yang enteng-enteng saja.
Saya paham dengan perasaan yang terselip di hati para pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun lantas belum jua dikaruniai buah hati. Tapi Allah lah yang lebih tahu, serta jauh memahami setiap jengkal perasaan yang bergelayut di hati hambanya, dan akan menghadiahkan kesabaran mereka dengan cara-Nya yang tidak kalah indah. Lantas tak ada alasan buat saya sebagai ibu muda saat ini untuk melulu menggerutu. Sebab, tak cukup setahun pernikahan, Allah telah menganugerahkan seorang putri cantik dengan sepasang bola matanya yang indah berbinar sebagai amanah yang akan kami jaga dengan sepenuh hati. Oleh karenanya, semoga Allah meridhoi setiap jerih payah lelah dan peluh kerja yang kami upayakan demi kebaikan dan keberlangsungan hidup bersama buah cinta kami kedepannya. Walaupun terkadang pikiran dirancukan oleh ketakutan dimasa depan yang belum tentu terjadi. Namun baiknya tuk kembali berkhusnudzon, meluruskan niat dan ikhtiar dalam hati, menyingkirkan ketakutan yang tak berarti. Sebab Allah lah yang mengatur dan menjamin setiap rezky mahluknya yang terhampar luas di permukaan bumi ini.

Selain itu, sebagai orang tua baiknya dapat menjadi pasangan yang memiliki visi misi dalam mendidik anak yang searah. Sehingga dapat tercipta keturunan yang Qurrata A’yun  yang berarti menyejukan pandangan. Tak hanya itu, namun menjadi keturunan yang soleh dan solehah, akhlaknya baik, ibadahnya benar, aqidahnya bersih dan yang selalu taat kepada Allah swt.

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".
QS. al-Furqan (25) : 74
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar