Saya
ingin mengajukan sebuah pertanyaan sederhana, adakah yang saat ini sedang rindu? Ya, pertanyaan sekilas
mengenai kerinduan. Rindu saat hamil misalnya.
Berbicara mengenai kerinduan saat hamil, ketika usia kehamilan saya menginjak trimester akhir, sering kali hati diterpa perasaan tidak sabar ingin segera melalui proses persalinan. Setelah kesempatan itu telah dilalui dengan lancar dan Alhamdulillah selamat, giliran hati sesekali dirundung rindu pada momen kehamilan. Rindu hamil yang sesi mana yah? Kalau saya mengingat masa kehamilan saya, repotnya bukan main. Hyper emesisnya itu loh. Ampun.
Berbicara mengenai kerinduan saat hamil, ketika usia kehamilan saya menginjak trimester akhir, sering kali hati diterpa perasaan tidak sabar ingin segera melalui proses persalinan. Setelah kesempatan itu telah dilalui dengan lancar dan Alhamdulillah selamat, giliran hati sesekali dirundung rindu pada momen kehamilan. Rindu hamil yang sesi mana yah? Kalau saya mengingat masa kehamilan saya, repotnya bukan main. Hyper emesisnya itu loh. Ampun.
Rindu
dikala semua keinginan untuk makan ini dan itu diusahakan terpenuhi barangkali.
Hiihihi (ketawa jahat) Termasuk itu kah? Bukan sekedar itu. Saya rindu pada geliat
manja anakku dalam rahim. Tidak ada perasaan
lebih ajaib dari tendangan pertama si buah hati. Berikutnya dia akan
menari di dalam perut, membuat gerakan jungkir balik, bahkan cegukan. Ini adalah
hubungan mendalam antara ibu dan anak. Setiap tendangan dan gerakannya bagi
saya, selalu terasa menakjubkan.
Rasa
takjub itulah yang menyimpan kesan mendalam di hati setiap ibu. Segala bentuk
pengorbanannya mengandung dan melahirkan anak manusia, membuat wanita dalam
Islam memiliki tempat yang mulia. Hal ini bisa dilihat dari diabadikannya
wanita dalam surat An-Nisa’. Wanita makhluk lembut ini pada mulanya diciptakan untuk
menemani laki laki yang kala itu hidup sendiri di surga. Ia lah Sitti Hawa yang
diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Keistimewaan wanita yang utama adalah
terdapatnya rahim di dalam tubuhnya.
Mengutip dari sebuah
artikel di halaman sapujagat.com melansir,
bahwa rahim merupakan organ reproduksi yang memiliki fungsi utama
sebagai tempat perkembangan sebuah janin hingga ia lahir ke dunia. Proses
perkembangan janin di dalam rahim ini biasa disebut dengan masa kehamilan.
Keistimewaan rahim dan masa kehamilan sejatinya telah tersirat dalam Al-Quran
Surat Al Mursalaat : 21-23 yang artinya.
“Kemudian
Kami letakkan dia ditempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan .
Lalu kami tentukan bentuknya, maka kamilah sebaik baiknya yang menentukan”.
(QS. Al Mursalaat 21-23)
Rahim
wanita juga memiliki kesempurnaan yang membuktikan kekuasaan Allah SWT. Bagaimana
tidak, Rahim mampu berkembang secara elastis mengikuti ukuran jabang bayi yang
semakin membesar. Jika dimasa awal kehamilan ia hanya menopang satu buah embrio
yang berukuran sangat kecil, maka dalam
waktu kurang lebih sembilan bulan ia berkembang secara elastis.
Rahim
juga memiliki mekanisme sempurna ketika
mengakhiri masa kehamilan dan melalui proses persalinan. Rahim akan memulai
persalinan ketika janin sudah berkembang dengan sempurna dan siap untuk
dilahirkan. Rahim, indung telur, dan kelenjar pituari akan mengeluarkan
beberapa hormon, dan atas kinerja hormon-hormon
tersebutlah proses persalinan akan dimulai. Hormon-hormon tersebut akan membuat
sistem reproduksi wanita mendukung jalannya proses persalinan.
Dari
apa yang dijabarkan, jelas begitu besar jasa seorang
ibu yang bertaruh mempertaruhkan nyawa untuk buah hati. Di dalam tubuhnya terdapat
sebuah organ yang tidak dapat diciptakan oleh seorang makhluk dan hanya Allah SWT yang mampu menciptakannya. Masya Allah.
Terlepas
dari penjelasan mengenai keajaiban rahim, lantas kerinduan yang membuncah pun setidaknya
terlunasi dengan menuliskan ini. Seperti
pada umumnya, ibu muda seperti saya akan disibukkan dengan mengurus buah hati. Menyempatkan
untuk menulis tulisan sederhana ini adalah saat si kecil terpulas dalam
tidurnya. Sebab, tak jarang di siang bahkan malam hari waktu ibu akan dihabiskan dengan begadang
mengurusi si kecil. Apalagi sebagai orang tua baru, terkadang panikan saat menjumpai
anak rewel sebab hal ini itu. Mulai dari kulit bayi yang memerah sebab iritasi,
bintik merah atau pergantian kulit bayi yang umum terjadi. Namun uniknya,
tumpukan kesibukan dan berjubel kerepotan tak membuat rasa lelah yang sering
menyergap terasa menggerogoti. Ya, sangking besarnya euforia sebagai orang tua baru
atas kehadiran si kecil. Kebahagiaan itu tercermin dengan sebisa mungkin memberikan
yang terbaik untuknya, mulai dari kebutuhan, kenyamanan, kasih
sayang dan rasa aman. Contoh kecilnya
saja, sejak di dalam rahim yang kokoh, bayi sudah merasakan kehangatan
dan merasa amat terlindungi. Nah betapa pula tidak kalah hangatnya dekapan ayah
dan ibu setelah sang bayi dilahirkan yang akan menggantikan kehangatan yang
sempat tersuguhkan di dalam rahim.
Hadirnya
orang tua terutama ibu, tentu sangat membantu. (Bersyukurlah jika saat persalinan
dan setelahnya, masih ada ibu mendampingi kita. Sekali lagi bersyukurlah) Dimana beliau lebih berpengalaman dan lebih
paham mengurusi bayi berikut tetek bengeknya. Walhasil, sebagai orang tua baru pun mau tidak mau harus belajar dan otomatis akan paham dengan sendirinya.
Semua butuh proses, lantas proses itulah
letak seninya. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan si kecil pun melalui
proses yang tidak singkat. Butuh waktu dan kesabaran tentunya. Bukankah setiap
momen pertumbuhannya adalah momen penting yang tak ingin dilewatkan begitu saja.
Tak
ada salahnya melalui tulisan ini, saya ingin berbagi bahagia sekaligus memberi
selamat teruntuk pasangan yang telah menjadi orang tua baru, atas kesibukan
yang luar biasa indah ini dalam mengurus buah hati. Teruntuk pasangan yang
belum memperoleh momongan, tetap sabar dan teruskan ikhtiar. Allah akan memberi
disaat yang tepat. Meski kehadirannya amat sangat dirindukan, serta sabar
bukanlah perosalan yang enteng-enteng saja.
Saya
paham dengan perasaan yang terselip di hati para pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun
lantas belum jua dikaruniai buah hati. Tapi Allah lah yang lebih tahu, serta
jauh memahami setiap jengkal perasaan yang bergelayut di hati hambanya, dan
akan menghadiahkan kesabaran mereka dengan cara-Nya yang tidak kalah indah. Lantas
tak ada alasan buat saya sebagai ibu muda saat ini untuk melulu menggerutu.
Sebab, tak cukup setahun pernikahan, Allah telah menganugerahkan seorang putri
cantik dengan sepasang bola matanya yang indah berbinar sebagai amanah yang
akan kami jaga dengan sepenuh hati. Oleh karenanya, semoga Allah meridhoi
setiap jerih payah lelah dan peluh kerja yang kami upayakan demi kebaikan dan
keberlangsungan hidup bersama buah cinta kami kedepannya. Walaupun terkadang
pikiran dirancukan oleh ketakutan dimasa depan yang belum tentu terjadi. Namun
baiknya tuk kembali berkhusnudzon, meluruskan niat dan ikhtiar dalam hati,
menyingkirkan ketakutan yang tak berarti. Sebab Allah lah yang mengatur dan
menjamin setiap rezky mahluknya yang terhampar luas di permukaan bumi ini.
Selain itu, sebagai orang tua baiknya dapat menjadi pasangan yang memiliki visi misi dalam mendidik anak yang searah. Sehingga dapat tercipta keturunan yang Qurrata A’yun yang berarti menyejukan pandangan. Tak hanya itu, namun menjadi keturunan yang soleh dan solehah, akhlaknya baik, ibadahnya benar, aqidahnya bersih dan yang selalu taat kepada Allah swt.
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa".
QS. al-Furqan (25) : 74
Maha
benar Allah dengan segala firman-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar