Membawa
kardus lalu di sodorkan kepada pengguna jalan. Dengan semangat yang membara
***
Apa
yang kami perjuangkan tak sebanding dengan apa yang mereka rasakan. Aksi peduli
yang kami lakukan ini adalah panggilan hati dari jerit tangis mereka. Mata kuyu serta mulut yang menganga. Menatap kuyu akan wilayah negeri mereka
yang jauh lebih membara, membara dikarenakan hujan bom yang di luncurkan dari rudal-rudal
kaum Yahudi berhati bengis.
Nyaris berbeda
sekali dengan apa yang kita alami saat ini. Kita masih menetap di wilayah aman
untuk kita diami. Berkumpul bersama keluarga tercinta, melahap hidangan saat
berbuka dan sahur. Bahkan masih dilenakan oleh berbagai moment di bulan
Rhamadan tahun ini. Tapi bagaimana dengan mereka? Bagaimana dengan derai air
mata, tetesan darah dan kematian yang terus saja mengintai?
Lihat,
nyawa melayang begitu saja. Jika ditelisik,terbuat dari
apakah hati pemimpin negara Israel itu? Siapa gerangan yang mampu menjawabnya. Tak berprikemanusiaan, ketegaan yang meraja lela. Menyatakan ultimatum untuk penyerangan di
jalur Gaza, menjadikan Palestine membara, menjatuhkan korban yang melara.
Anak
anak kecil dan kaum wanita papah bersimbah darah, menangis karena terkungkung di
negeri sendiri, diserang tiada henti hingga kematian yang mereka jumpai. Mati
syahid, karena mencintai kematian untuk menuju Syurga Allah. Berbeda dengan
mereka, kaum Yahudi. Pecinta kehidupan. Melakukan tindakan laknatullah demi
sebuah persepsi yang mereka anggap sebagai bentuk kemenangan.
Namun, kemenangan hakikih seyogyanya adalah milik
Palestine, milik ummat Islam. Meski saat ini mereka terlunta, tapi kelak akan
ada balasan yang setimpal. Allah maha tau, Allah tidak tidur dan kemenangan
hakikih adalah kebahagiaan hidup di alam keabadaian, bukan kemenangan yang
dilandasi oleh kebengisan dan egoisme atas kepentingan yang bersifat duniawi.
Hari
ini, di Butta salewangngeng Maros, adalah pengalaman kami menyodorkan kardus
dengan semangat membara di lampu merah. Hanya ini yang mampu kami lakukan,
wahai saudara-saudara kami di Palestine. Sungguh,
kami tak tega. Sungguh derai air
mata kami menetes saat melihat penderitaan kalian di media sosial.
Sungguh kami malu atas diri kami sendirri. Kalian begitu tegar. Sungguh hati kami tergugu, melihat dan membaca dari berbgai sumber bahwa kalian bertahan dengan tetap menjaga shalat, menyetor hafalan surah di sela suara dentuman bom yang memborbardir. Melanjutkan tilawah dalam keadaan genting, dan menjunjung tinggi kalimat takbir dalam situasi yang menciutkan detak nadi. Allahu akbar!! Kami peduli.
Semoga aksi solidaritas kami hari
ini membawa manfaat untuk kalian saudara saudaraku di Palestine. Seluruh
relawan di pelosok dunia menjuruskan sejuta do’a dan bantuan dana untuk
keberdayaan kalian di sana. Akan tiba masanya, bangsa Yahudi menerima ganjaran
yang setimpal. Untuk kaum mujahidin, syurga Allah menantimu. InsyaAllah.!!
*OdojPeduli Palestine.
![]() |
| Foto bareng selepas gerilya, sebelum waktu berbuka. |
Maros, 13 Juli 2014

Tidak ada komentar:
Posting Komentar