Saat kaki-kaki kita begitu lincah menginjak kerikil, tebing nan terjal. Seakan tak ada risau menggantung di ubun-ubun. Menjelajahi setinggi-tingginya jika mampu. Meski nanar, dan ego kian meliar.
Bukan tuk ingin mematah-matahkan diri sendiri. Hanya menikmati, serupa syukur menjelajahi ruang bumi ini semampu dan sesuka hati. Selaksa melegakan dahaga jiwa yang lelah oleh lakon hidup yang ter lakoni tampa ampun.
Mencari hening. . . . . . . .
Berkawan dengan alam yang menenangkan. . . . . . . .
Mengagungkan kekuasaan Tuhan. . . . . . . . . . . .
Mengagungkan kekuasaan Tuhan. . . . . . . . . . . .
Saat Jelajah, kan kau temui kerikil dan tebing terjal. Itu serupa gambaran liuknya hidup ini. Gambaran perjalanan hidup mirip saat menjelajahi semua bebatuan yang menjulang. Setelah perjuangan menaklukkan, kan kau temui puncak pegunungan dengan berliter - liter keringat, hatimu kan bergetar- getar hebat. Matamu kan dimanjakan dengan pesona alam yang mengalirimu curah semangat.
Pegunungan. Kembali ke alam. Mengundang kekuatan, hawa rerumputan. Sebelum sampai di puncak, sempatkanlah pandang lekuk liuk dedaun dibawa terbang angin.
Lalu singgah menyapa rambutmu perlahan. Gemulai. Jatuh ke tanah. Atau bergabung bersama kawanan dedaun, dan mengundang suara renyah di setiap pergeseran daun kering yang berserakan di kaki gunung. Mungkinkah itu dedaun maple, seperti membayangkan diri memanjakan mata oleh suguhan musim gugur di kota kecil yang makmur. Quebec.Yeah. It’s autumn, and I really want to feell it. ^___^
Lalu singgah menyapa rambutmu perlahan. Gemulai. Jatuh ke tanah. Atau bergabung bersama kawanan dedaun, dan mengundang suara renyah di setiap pergeseran daun kering yang berserakan di kaki gunung. Mungkinkah itu dedaun maple, seperti membayangkan diri memanjakan mata oleh suguhan musim gugur di kota kecil yang makmur. Quebec.Yeah. It’s autumn, and I really want to feell it. ^___^
*Semua tentang alam.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar