Selasa, 02 September 2014

The FLP's Familiy (Muswil)

Terkadang, ada saja oarang - orang yang baru kita jumpai, saling mengenal beberapa menit. Ets...Langsung akrab. Serasa uda kenal sejak dunia mengajarkan arti persaudaraan.


^_____^
Nah, edisi selanjutnya bersama FLP Camar adalah on the way Benteng Sumbo Opu. Gowa. Pada kesempatan kali ini, kami berkesempatan untuk menghadiri Muswil. (Musyawarah Wilayah). Yakni, pergantian ketua FLP se Sul-Sel, dengan melibatkan perwakilan dari masing-masing cabang.
Nah, saya di ajak untuk berpartisipasi. Maka berangkatlah kami ke tempat tujuan, sebanyak 4 orang. Saya, Kak Dewi, kak Dhieela dan Kak Galih sebagai perwakilan Flp Cabang Maros. Tentu saja. Oh iya, kak Alif kemudian menyusul setelah shalat mhagrib.

Setelah sampai tujuan, kami di jemput oleh ketua panita, yakni kak Taufik el Sanrosa.
Mengitari panorama Benteng Somba Opu sambil sesekali mata kami jelalatan, roda motor terhenti pada sebuah rumah adat Mandar yang terlihat kokoh. Setelah motor terparkir di bawah rumah, kami memilih duduk sejenak melepas lelah di bale-bale. Kami di sapa oleh panitia, yang tak lain tak bukan adalah seniorku di FLp Makassar. Alhamdulillah, mereka sudah tak asing bagiku, sudah cukup akrab.
Sangat senang bisa bersua kembali dengan mereka. Terakhir, ngumpul bareng waktu MIWF di Benteng Roterdam bulan Juni. Hhehee...

Jadi ingat pas kita rame-rame cari makanan untuk makan malam. Sangking banyaknya penjual yang berjejer di sepanjang jalan sekitar area Benteng Roterdam, kami jadi kebingungan bukan kepalang. Entah yang mana yang akan kami makan. Selera kami juga beda-beda. Sampai-sampai waktu kami terbuang hanya mencari tempat makan. Kaki kami pegal, perut makin keroncongan. Hhahaha. 

Setelah lelah mengitari jajanan, akhirnya pilihan kami jatuh pada sate. Hmm....Kak Isma dan diriku berselera sama malam itu. Kak Qia’, Ismi’, Rahma Afnan, dan kak siapa yah? Hhehe maaf saya lupa namanya. Juga milih sate. Yang jelas kami berpencar jadi dua. Kak Asra, Inayah Natsir, dan dua lainnya memilih makan di rumah makan seefood.

Setelah kenyang, dan energi tubuh kembali normal. (Sebelumnya kurang normal soalnya laper, hehe) Bersatulah kami seperti sedia kala.
Ternyata eh ternyata, durasi makan kami sama meskipun pilihan makan kami berbeda. Berpaculah kaki kami untuk kembali menyaksikan pagelaran closing MIWF yang akan segera di mulai. Kita-kita pada semangaattt soalnya malam itu kita akan menyaksikan performance puisi yang di bawakan oleh salah satu anak Flp. Yakni kak Rafiqah Misbah, yang terkenal dengan nama penanya Azure Azalea. 

Tapii, kecewanya kami bukan kepalang. Ternyata, clossing sudah dimulai dan Ka’ Azure Azalea sudah tampil sebagai pembuka. Oh My God!! Akibat terlalu pilih-pilih makanan, waktu yang seharusnya di pake makan beberapa menit, jadi satu jam lebih hanya mencari-cari tempat makan yang pilihannya banyak minta ampun.
Walhasil, kami tetap menyaksikan agenda acara clossing MIWF selanjutnya, meskipun kecewa ngak ngelihat performancenya kak Azure. -__- 

Kembali ke Muswil.

Yeahh!! Setelah makan, ngomongin makanan lagi nih. Hehee. Iya dong, Ini edisi  kelaparan setelah perjalanan dari Maros ke Gowa. Oo iya, kami di suguhkan makan oleh panitia. Kami makan di bale-bale. 

Makanan yang tersedia berhasil menghentikan demo di perut kami. Alhamdulillah. Akhirnya kami naik ke atas Rumah Adat Mandar itu untuk rehat sekaligus mengamanakan tas kami. Laki-laki dan perempuannya terpisah. Normatif harus tetap diapliasikan. Apalagi, citra kami adalah organisasi kepenulisan yang Islami. Nah, kami akhwatnya mengamankan tas dan perlengakapan di sebuah kamar yang telah di sediakan.
Setelah ashar, waktu beranjak menyapa senja. Sesuai agenda, pembukaan Muswil baru akan di mulai ba’da Mhagrib. Nah  kami dari camar berinisiatif meminta izin ke panitia untuk keluar, jokka-jokka. Tampa mengulur waktu terlalu lama, segeralah kami meraih kunci motor, dan menyalakan kembali mesin. Motor berdesing nyaring dan pergilah kami mengitari Benteng Sumbo Opu. Saya boncengan dengan kak Dewi, sedangkan kak Galih dan kak Dhila bawa motor masing-masing. 

Kami menuju danau untuk memotret siluet senja. Sekitar danau nampak rame oleh para pemuda, orang tua, pokoknya semua kalangan, kebanyakan dari mereka adalah penduduk sekitar. Tak ketinggalan, moment ini kami abadikan. Berpose dengan berlatar warna temaram yang menggelantung manis di langit senja. Dominasi warna orens, dan cahaya mega kemerahan memancar dengan pesona memanjakan mata. Warnanya terpantul, mengapung di air danau yang tenang. Subahanallah. ^_^


                                                             



                                                   







  "Senja menawarkan kesan tentang akhir yang indah.
                          Maka, nikmat Tuhan Mu yang manakah yang kamu dustakan?" 
 Gowa, 23 August 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar